Selasa, 01 Februari 2011

Menelisik Asal Tenun Ikat Kalimantan

WARTA WEDDING - Usai batik diakui oleh UNESCO, warisan kebudayaan bukan benda dari Indonesia lainnya yang menyusul adalah kain tenun ikat asal Kalimantan. Secara bertautan antar artikel, DuniaWedding akan membahasnya satu persatu diawali dengan sejarahnya.

Terdapat dua versi awal menenun di Indonesia. Versi pertama, didasarkan pada kegiatan menenun yang muncul di zaman Paleolitikum, saat alat-alat batu buatan manusia pra sejarah itu masih dikerjakan secara kasar. Versi kedua, dimulai sejak zaman Neolitikum (prasejarah) yang dipertegas dengan bukti prehistoris berumur 3000 tahun. Seperti ditemukannya teraan atau cap tenunan, alat pemintal, kerewengkereweng bercap kain tenun dan bahan yang terlihat jelas adanya tenunan kain dari kapas di situss Gilimanuk (Bali), Melolo (Sumba Timur) dan Gunung Wingko.

Di zaman inilah, keterampilan menenun sangat menonjol. Setelah itu, pengaruh datang dari kebudayaan Dongson yang dibawa oleh bangsa Tonkin dan Annam Utara sekitar 700 tahun sebelum Masehi, bangsa inilah yang kemudian menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.

Bangsa Dongson membawa kebudayaan sendiri bernama Dongson atau kebudayaan zaman perunggu. Kebudayaan ini berkembang di lembah Song Hong, Vietnam.

Fungsi optimal dari kain tenun kemudian menjadi dasar penyebaran hingga pelosok nusantara. Pelindung badan dari panas dan dingin serta gangguan serangga dan benda-benda tajam.

Adapun motif yang menghiasi kain tenun mereka, berasal dari lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup secara nomaden (berpindah-pindah), seperti jarring laba-laba, sarang burung atau bendungan yang dibuat oleh berang-berang. Sementara bahan yang digunakan dari kulit kayu, kulit binatang, serat, dedaunan serta akar tumbuhan-tumbuhan. Hiasan lainnya berupa garis-garis geometris sebagai warisan bangsa Dongson yang pada tahap perkembangannya berpadu dengan motif flora dan fauna manusia prasejarah asal Indonesia.

Menyadari, fungsi optimal dari kain tenun; pelindung badan dari panas dan dingin serta gangguan serangga dan benda-benda tajam-, aktivitasnya pun menyebar hingga ke pelosok daerah. Hampir di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Kalimantan.

Bisa dikatakan, proses penciptaan motif pada tenun ikat sangat sulit dan membutuhkan kreativitas dan ketekunan tingkat tinggi dari pembuatnya. Tenun ikat dibuat dengan tehnik tenun dimana benang pakan, lungsi atau dua-duanya dicelup sebelum ditenun. Benang yang diikat tidak kena warna sehingga setelah dilepas pengikatnya akan timbul pola-pola yang diinginkan. (jek/*dwc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
 

HOME | Copyright © 2009 WARTA WEDDING All Rights Reserved
Designed by REDAKSI | on Jalan Kalibaru Barat, RT 004/RW 15, No. 41, Kota Baru, Bekasi Barat. Telepon : 021-68818686, 95818686, 081510868686, Email: koranwedding@yahoo.com